Cerpen

 


-Setangkai Mawar di Taman Orang-

Lelaki itu tengah melangkah. Sesekali pandangannya terhenti pada sebuah titik yang menarik gairahnya. Ah, rupanya itu hanya hal biasa. Ia kembali melangkah. Melewati lorong-lorong sempit, hingga ia berjumpa dengan barisan gedung pencakar langit. Di pinggir kota itu, ia melihat sekawanan kembang di sebuah taman. Lalu sepasang matanya menatap takjub pada setangkai mawar yang terus mencuri perhatiannya. Ia mencoba mendekat. Semakin mendekat, semakin ia jatuh ke dalam pesona sang mawar. Ia ingin memilikinya. Tapi, mawar itu tumbuh di taman orang lain. Ia pun kembali dengan harapan yang menjadi angan belaka.

Malamnya, ia sulit memejamkan mata. Setiap kali matanya terpejam, bayang-bayang mawar itu selalu terbesit dalam benaknya. Esoknya di pagi buta, lelaki itu telah berada tepat di hadapan sang mawar. Dengan gagah dan tekad yang kuat, ia langsung memetik setangkai mawar itu. Namun hanya luka yang ia dapat karena mawar itu terperisai duri yang begitu tajam. Lelaki itu pun terdiam, lantas kembali pulang. 

Hari-hari berlalu, lelaki itu tak nampak batang hidungnya. Sudah tiga hari sejak terakhir kali ia mengunjungi taman demi melihat mawar itu. Rupanya sang mawar risau. Tubuhnya sedikit melayu. Menanti lelaki itu datang kembali untuk menjemputnya. Namun lelaki itu tak kunjung tiba. Hingga akhirnya sang mawar tertunduk dan enggan berpinta.

Tak berselang lama, lelaki itu muncul dengan sarung tangan yang melekat di kedua tangannya. Rupanya ia sedang mencari cara untuk memetik mawar itu tanpa kembali mendulang luka. Menjelang malam, ia masih bertopang kaki di hadapan sang mawar. Dengan kedua sarung tangan itu, bukan berarti kecil kemungkinan untuk tertusuk duri. Ia tetap harus berhati-hati. Hingga akhirnya ia berhasil memetik mawar itu tepat ketika malam tengah berada di puncak larutnya. 

Lelaki itu pulang dengan binar yang bertengger di wajahnya. Bibirnya yang terus menyunggingkan senyuman mengisyaratkan betapa bahagia hatinya. Mawar yang digenggamnya kembali berseri. Terlebih ketika lelaki itu menaruhnya ke dalam gelas berisi air di dalam kamarnya. Kini, mawar itu tumbuh cantik di taman milik lelaki Itu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen

Kata