Kata
-Jejak Penantian- Kala itu, ia tersenyum hangat. Sehangat mentari pagi sampaikan sinarnya. Sehangat pelukan seorang ibu kepada anaknya. Sehangat rahmat pada manusia yang diberikan oleh Rabb-Nya. Peluhnya menetes. Langkahnya mulai tertatih. Ini sebuah pertanda. Bahwa ia sudah lelah. Bahwa sudah saatnya untuk berpulang. Ia pun berkemas. Beranjak dari duduknya. Demi menuju singgasanya. Ia rapikan barang-barangnya. Satu persatu, sedikit demi sedikit. Sejuknya suasana, buka puasa, sahur, target khatam tadarus, tak lupa tarawih dan i'tikaf. Satu yang ia tinggalkan. Sebuah pesan. "Tetap seperti ini hingga aku kembali." Katanya seraya bergegas. Secepat detak jarum jam ia datang, secepat nyalak kilat ia menghilang. Sisakan jejak-jejak penantian. -sovywsfr